Kepakaran Seorang Lulusan Sarjana
Teknik Industri
Kepakaran
merupakan penguasaan pengetahuan di bidang
tertentu, ada pula yang mengatakan bahwa kepakaran merupakan pemahaman yang luas
dari tugas atau pengetahuan spesifik yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan
pengalaman. Dari beberapa penjelasan diatas mengenai kepakaran, dapat disimpulkan
bahwa kepakaran adalah kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang di
bidang tertentu yang diperoleh dari pembelajaran dan pemahaman yang dimiliki
oleh orang tersebut.
Setiap bidang keahlian pasti memiliki pakar yang mampu
menganalisa permasalahan dibidangnya, tentunya dengan ilmu yang dimilikinya.
Salah satu bidang keahlian yang akan dibahas pada kesempatan kali ini yaitu
mengenai kepakaran seorang lulusan sarjana teknik industri.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa teknik industri
merupakan gabungan dari ilmu matematika, fisika, pengetahuan teknik dan
aktivitas bisnis seperti sistem pemasaran, keuangan, pengembangan sumber daya
manusia dan lain-lain, yang fundamental dengan prinsip-prinsip dan
metode-metode dari desain dan analisis keteknikan.
Kepakaran dari seorang teknik industri adalah memecahkan masalah yang terkait dalam kehidupan
sehari-hari terutama dalam bidang lapangan pekerjaan. Dengan semua bekal ilmu
yang telah didapatkan, seorang sarjana teknik industri diharapkan mampu membuka
lapangan pekerjaan bagi orang banyak karena seorang sarjana teknik industri
selain dapat me-manage suatu sistem dengan baik, juga dapat secara
langsung turun tangan dalam memperbaiki sistem tersebut secara kontinyu.
Selain itu seorang lulusan teknik industri harus mampu melakukan perancangan, perbaikan,
peningkatan dan instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri atas elemen
elemen seperti manusia, material, peralatan, biaya dan energi untuk
menspesifikasikan, memprediksi dan mengevaluasi, menganalisa terhadap hasil
yang diperoleh serta dapat memperbaiki apabila hasil yang diperoleh tidak baik dan setiap saat setiap waktu harus selalu mau
dan mampu belajar hal-hal yang baru, berpikiran terbuka dan luas karena ilmu
industri berkembang dengan sangat cepat. Hal-hal inilah yang harus dimiliki
oleh seorang lulusan teknik industri.
Karakter Tidak Ber-Etika Di Kehidupan
Sehari-hari
Secara
umum istilah “karakter” yang sering disamakan dengan istilah “temperamen”
,”tabiat”, “watak” atau “akhlak” yang memberinya sebuah definisi sesuatu yang
menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks
lingkungan.
Karakter
yang baik menurut Maxwell (2001) lebih dari sekedar perkataan, melainkan sebuah
pilihan yang membawa kesuksesan. Ia bukan anugerah, melainkan dibangun sedikit
demi sedikit, dengan pikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaan, keberanian usaha
keras, dan bahkan dibentuk dari kesulitan hidup. Dapat disimpulkan menurut
pendapat penulis mengenai karakter merupakan suatu sikap yang dimiliki
seseorang yang menjadi suatu ciri khas orang tersebut yang biasanya
terbentuk dengan sendirinya atau di pengaruhi oleh lingkungan di sekitar atau
orang orang di sekitarnya.
Etika
adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral.Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa
Yunani kuno "ethos" (jamak: ta etha), yang berarti adat kebiasaan, cara
berkipikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1988, menjelaskan etika dengan membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa
yang baik dan buruk, kumpulan azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Menurut
beberapa ahli Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma
moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya. Dapat disimpulkan bahwa etika adalah sikap dan perilaku
yang dimiliki manusia atau yang dijalankan oleh manusia serta tindakan apa yang
bernilai dalam hidupnya. Adapun karakter-karakter yang menunjukan tidak
memiliki etika, antara lain:
1. Pembohong.
Pembohong, karakter
ini sangat berbahaya bagi seseorang karena dampak yang diakibatkan dari
berbohong sangat merugikan orang lain. Apabila orang lain mengetahui karakter
ini secara dominan dimiliki oleh kita, maka setiap pekataan kita tidak akan
dipercaya lagi. Di dunia kerja, kejujuran adalah etika yang sangat penting yang
harus dimiliki seseorang.
2. Buang angin sembarangan
(kentut) ketika sedang makan bersama.
Orang yang sering
buang angin sembarangan dianggap tidak beretika karena tidak menghormati orang
disekitarnya. Selain itu, aroma angin yang dikeluarkan dapat mengganggu
pernapasan orang sekitarnya dan membuat nafsu makan orang yang berada
disekitarnya menjadi berkurang.
3. Tidak bertanggung jawab.
Setiap pekerjaan
membutuhkan tanggung jawab, tanpa adanya komitmen untuk bertanggung jawab
terhadap diri sendiri maupun orang lain akan berdampak besar pada kepercayaan
orang lain terhadap kita. Kita tidak akan dianggap mampu mengemban suatu
jabatan sebelum kita mampu bertanggung jawab.
4. Berkata tidak sopan kepada orang yang
lebih tua.
Sifat ini sangat tidak baik apabila
dilakukan terhadap orang yang lebih tua atau seumuran dengan kita, karena
menyebabkan seseorang menjadi songong dan bertindak semaunya serta tidak
menghormati orang yang lebih tua dari dirinya.
5. Membuka gadget teman diam-diam dan
membaca isi pesan didalamnya.
Sifat ini sangat tidak memiliki etika, selain tidak meminta
ijin kepada pemiliknya untuk meminjam, orang ini pum secara sembunyi membuka
isi pesan didalamnya. Dimana isi pesan didalamnya menjadi privasi yang memiliki
gadget tersebut.
Aktivitas Tidak Ber-Etika Profesional
Dalam Bekerja
Selain
contoh dari karakter yang tidak memiliki etika dalam kehidupan sehari-hari,
maka pada kesempatan kali ini penulis memberikan contoh aktivitas kerja yang
tidak ber etika professional, antara lain:
1. Seorang yang bekerja
di bagian QC tersebut melakukan hal yang dianggap tidak baik, yaitu dengan
meloloskan suatu produk yang sebenarnya dianggap cacat atau tidak layak. Hal
ini disebut pelanggaran etika karena di dalam diri orang tersebut tidak
ditanamkan norma-norma yang berlaku dalam etika profesi. Dampak yang
ditimbulkan adalah nama baik perusahaan tersebut akan tercoreng karena tindakan
oknum yang melakukan tindakan tersebut.
2. Hakim yang rela disuap untuk
meringankan atau menghilangkan hukuman untuk tersangka dalam suatu kasus
kejahatan.
Ini benar-benar hakim yang tidak
memiliki etika dalam bekerja, karena telah mencederai hukum di negerinya
sendiri dengan tindakan yang di lakukannya dan bersikap tidak adil.
3. Tidak dapat menjaga kerahasiaan
perusahaan tempat bekerja
Suatu perusahaan atau tempat seseorang bekerja
memiliki rahasia terutama dalam tujuan untuk bisa terus mempertahankan
eksistensi perusahaan tsb. Apabila seorang pekerja tidak dapat menjaga
kerahasiaan perusahaan tsb, maka dianggap tidak memiliki etika profesional.
4. Segala kepentingan pribadi yang
berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
contohnya pada saat seorang karyawan
mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat dia bekerja dia memanfaatkan
sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian berlibur dengan anggota
keluarganya.
5. Jurnalis yang membuat berita secara
tidak netral dengan memihak pada satu figur, golongan atau kalangan tertentu.
Hal ini merupakan contoh aktivitas kerja yang tidak memiliki
etika, mengapa demikan karena secara tidak langsung akan menimbulkan kericuhan
dan merubah cara pandang para pembaca berita dengan berita yang tidak fair yang
berpihak pada satu golongan.
Referensi:
Antonius Atosokhi Gea. 2005. Character
Building IV: Relasi dengan Dunia. Jakarta: Elex Media Komputindo.
kbbi.web.id/etika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar