Minggu, 29 Maret 2015

Etika Profesi Lulusan Teknik Industri

Kepakaran Seorang Lulusan Sarjana Teknik Industri
Kepakaran merupakan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu, ada pula yang mengatakan bahwa kepakaran merupakan pemahaman yang luas dari tugas atau pengetahuan spesifik yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. Dari beberapa penjelasan diatas mengenai kepakaran, dapat disimpulkan bahwa kepakaran adalah kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang di bidang tertentu yang diperoleh dari pembelajaran dan pemahaman yang dimiliki oleh orang tersebut.
Setiap bidang keahlian pasti memiliki pakar yang mampu menganalisa permasalahan dibidangnya, tentunya dengan ilmu yang dimilikinya. Salah satu bidang keahlian yang akan dibahas pada kesempatan kali ini yaitu mengenai kepakaran seorang lulusan sarjana teknik industri.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa teknik industri merupakan gabungan dari ilmu matematika, fisika, pengetahuan teknik dan aktivitas bisnis seperti sistem pemasaran, keuangan, pengembangan sumber daya manusia dan lain-lain, yang fundamental dengan prinsip-prinsip dan metode-metode dari desain dan analisis keteknikan. 
Kepakaran dari seorang teknik industri adalah memecahkan masalah yang terkait dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang lapangan pekerjaan. Dengan semua bekal ilmu yang telah didapatkan, seorang sarjana teknik industri diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang banyak karena seorang sarjana teknik industri selain dapat me-manage suatu sistem dengan baik, juga dapat secara langsung turun tangan dalam memperbaiki sistem tersebut secara kontinyu. Selain itu seorang lulusan teknik industri harus mampu melakukan perancangan, perbaikan, peningkatan dan instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri atas elemen elemen seperti manusia, material, peralatan, biaya dan energi untuk menspesifikasikan, memprediksi dan mengevaluasi, menganalisa terhadap hasil yang diperoleh serta dapat memperbaiki apabila hasil yang diperoleh tidak baik  dan setiap saat setiap waktu harus selalu mau dan mampu belajar hal-hal yang baru, berpikiran terbuka dan luas karena ilmu industri berkembang dengan sangat cepat. Hal-hal inilah yang harus dimiliki oleh seorang lulusan teknik industri.

Karakter Tidak Ber-Etika Di Kehidupan Sehari-hari
Secara umum istilah “karakter” yang sering disamakan dengan istilah “temperamen” ,”tabiat”, “watak” atau “akhlak” yang memberinya sebuah definisi sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan.
Karakter yang baik menurut Maxwell (2001) lebih dari sekedar perkataan, melainkan sebuah pilihan yang membawa kesuksesan. Ia bukan anugerah, melainkan dibangun sedikit demi sedikit, dengan pikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaan, keberanian usaha keras, dan bahkan dibentuk dari kesulitan hidup. Dapat disimpulkan menurut pendapat penulis mengenai karakter merupakan suatu sikap yang dimiliki seseorang yang menjadi suatu ciri khas orang tersebut  yang biasanya terbentuk dengan sendirinya atau di pengaruhi oleh lingkungan di sekitar atau orang orang di sekitarnya.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani kuno "ethos" (jamak: ta etha), yang berarti adat kebiasaan, cara berkipikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Menurut beberapa ahli Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Dapat disimpulkan bahwa etika adalah sikap dan perilaku yang dimiliki manusia atau yang dijalankan oleh manusia serta tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya. Adapun karakter-karakter yang menunjukan tidak memiliki etika, antara lain:
1.      Pembohong.
Pembohong, karakter ini sangat berbahaya bagi seseorang karena dampak yang diakibatkan dari berbohong sangat merugikan orang lain. Apabila orang lain mengetahui karakter ini secara dominan dimiliki oleh kita, maka setiap pekataan kita tidak akan dipercaya lagi. Di dunia kerja, kejujuran adalah etika yang sangat penting yang harus dimiliki seseorang.
2.      Buang angin sembarangan (kentut) ketika sedang makan bersama.
Orang yang sering buang angin sembarangan dianggap tidak beretika karena tidak menghormati orang disekitarnya. Selain itu, aroma angin yang dikeluarkan dapat mengganggu pernapasan orang sekitarnya dan membuat nafsu makan orang yang berada disekitarnya menjadi berkurang.
3.      Tidak bertanggung jawab.
Setiap pekerjaan membutuhkan tanggung jawab, tanpa adanya komitmen untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun orang lain akan berdampak besar pada kepercayaan orang lain terhadap kita. Kita tidak akan dianggap mampu mengemban suatu jabatan sebelum kita mampu bertanggung jawab.
4.      Berkata tidak sopan kepada orang yang lebih tua.
     Sifat ini sangat tidak baik apabila dilakukan terhadap orang yang lebih tua atau seumuran dengan kita, karena menyebabkan seseorang menjadi songong dan bertindak semaunya serta tidak menghormati orang yang lebih tua dari dirinya.
5.      Membuka gadget teman diam-diam dan membaca isi pesan didalamnya.
Sifat ini sangat tidak memiliki etika, selain tidak meminta ijin kepada pemiliknya untuk meminjam, orang ini pum secara sembunyi membuka isi pesan didalamnya. Dimana isi pesan didalamnya menjadi privasi yang memiliki gadget tersebut.

Aktivitas Tidak Ber-Etika Profesional Dalam Bekerja
Selain contoh dari karakter yang tidak memiliki etika dalam kehidupan sehari-hari, maka pada kesempatan kali ini penulis memberikan contoh aktivitas kerja yang tidak ber etika professional, antara lain:
1.     Seorang yang bekerja di bagian QC tersebut melakukan hal yang dianggap tidak baik, yaitu dengan meloloskan suatu produk yang sebenarnya dianggap cacat atau tidak layak. Hal ini disebut pelanggaran etika karena di dalam diri orang tersebut tidak ditanamkan norma-norma yang berlaku dalam etika profesi. Dampak yang ditimbulkan adalah nama baik perusahaan tersebut akan tercoreng karena tindakan oknum yang melakukan tindakan tersebut.
2.   Hakim yang rela disuap untuk meringankan atau menghilangkan hukuman untuk tersangka dalam suatu kasus kejahatan.
Ini benar-benar hakim yang tidak memiliki etika dalam bekerja, karena telah mencederai hukum di negerinya sendiri dengan tindakan yang di lakukannya dan bersikap tidak adil.
3.      Tidak dapat menjaga kerahasiaan perusahaan tempat bekerja
Suatu perusahaan atau tempat seseorang bekerja memiliki rahasia terutama dalam tujuan untuk bisa terus mempertahankan eksistensi perusahaan tsb. Apabila seorang pekerja tidak dapat menjaga kerahasiaan perusahaan tsb, maka dianggap tidak memiliki etika profesional.

4.       Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan. 
contohnya pada saat seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat dia bekerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian berlibur dengan anggota keluarganya.
5.      Jurnalis yang membuat berita secara tidak netral dengan memihak pada satu figur, golongan atau kalangan tertentu.
Hal ini merupakan contoh aktivitas kerja yang tidak memiliki etika, mengapa demikan karena secara tidak langsung akan menimbulkan kericuhan dan merubah cara pandang para pembaca berita dengan berita yang tidak fair yang berpihak pada satu golongan.

Referensi:
Antonius Atosokhi Gea. 2005. Character Building IV: Relasi dengan Dunia. Jakarta: Elex Media Komputindo.
kbbi.web.id/etika                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar